Nama /
NIM
: Vyanti Rahmani / 1404788
Prodi /
Departemen : Ilmu Pendidikan Agama Islam
Dosen
Pengampu : Ahmad Fuadin, M.Pd.
Nama
Kegiatan : Pasar
Budaya Universitas Pendidikan Indonesia 2015
Hari dan
Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015
Jam
Berkunjung : Pukul 10.30
Mengenali
wujud dan makna Tari Merak dan Gebogan Bali sebagai
Kekayaan Budaya Indonesia
Budaya menjadi hal yang paling tersorot di
negeri kita ini, ada banyak sekali budaya berbeda yang tersebar di 13.000 pulau di Indonesia, dari mulai pakaian adat, makanan
khas, hingga budaya seni yang dimiliki. Jelas luarbiasa, karena di tengah
kemajemukan negara ini, kita bisa belajar arti keberagaman untuk menjadi sebuah
keseragaman. Bhineka Tunggal Ika Berbeda Tapi Satu Tujuan. Namun siapa sangka
budaya-budaya ini mempunyai makna yang luar biasa? Inilah salah satu alasan di
selenggarakannya Pasar Budaya UPI, Senin-Rabu 11 – 13 Mei 2015 di Gedung
Gymnasium Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Acara ini menghadirkan Departemen Management
Resort and Leasure FPIPS, Sosiologi FPIPS dan Himpunan Mahasiswa Seni Rupa (Himasra)
FSD untuk berkolaborasi menjadi panitia.
Pasar budaya UPI akan mengenalkan kita pada
macam-macam budaya di Indonesia dengan mengajarkan perdamaian,
suka cita, disiplin, kerendahan hati, kasih sayang, kearifan, kepedulian,
kesabaran dan kesetiaan yang merupakan sembilan nilai gotong royong. Usher sebutan untuk pembimbing di Pasar UPI 2015 pun membimbing
kami Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam untuk registrasi dan menunggu. Kami
sebagai peserta di bagi dalam beberapa kelompok berdasarkan warna gelang yang
diberikan pada saat registrasi tadi. Saya dan ke 16 teman saya yang merupakan
kelompok bergelang warna merah di dampingi oleh Genta, mahasiswa MRL 2014 yang
menjadi panitia di Pasar Budaya UPI 2015 untuk menuju ke ruangan video. Disini kami
menyaksikan video pengantar yang berisi garis besar, tujuan, serta tata cara
menikmati Pasar Budaya UPI 2015 ini.
Tanpa menunda waktu lagi, dengan di dampingi oleh Usher kami
menuju ke sebuah stand dimana telah ada 3 orang wanita yang memakai kostum
hewan yang sangat memukau kedua mata, ya stand Tari Merak. Disini kami
dipersilahkan masuk dan menyaksikan para aktor budaya yang kemudian menampilkan
beberapa gerakan terkait dengan Tari Merak yang menurut sejarah berasal dari
pasundan ini. Di dampingi oleh dua panitia yang menjelaskan asal muasal tarian
ini, kami akhirnya mengetahui bahwa Tari Merak ini mengkisahkan tentang burung
merak yang menampilkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna warni
untuk mencuri perhatian sang merak betina, yang dalam tarian ini ditampilkan
berbarengan dengan tiga atau lebih penari yang masing-masing memiliki fungsi
sebagai jantan dan betinanya. Dan tarian ini biasanya diiringi oleh lagu Macan
Ucul, lagu khusus Tarian Merak. Selesai menyaksikan kami di ajak untuk
mempraktekkannya langsung, dan diakhiri dengan moment foto bersama. Dan dari
tarian inilah akhirnya kami tahu akan nilai yang terkandung didalamnya, suka
cita, kasih sayang dan kesetiaan.
Tak hanya sampai disitu, kami kembali
melanjutkan kunjungan ke stand berikutnya. Disini sudah terlihat beberapa
tampilan buah-buahan yang menarik, beberapa jajanan yang disusun sedemikian
rupa hingga menjadi sebuah miniatur menara, ya kami berada di stand Gebogan
Bali. Dengan sambutan hangat “Om
Swastyastu” dari kak bagus kami memulai mengenal apa itu Gebogan Bali.
Disini kami diberitahu bahwa Gebogan dibuat sebagai bentuk
wujud rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan makanan dan buah-buahan kepada umatnya. Sebagai simbol untuk
menunjukkan rasa terima kasih ini, maka dibuatlah gebogan ini. Gebogan ini bisa
dibuat hingga mencapai tinggi 1,5 meter yang nantinya akan di arak oleh ibu-ibu
menuju ke pura. Tak hanya mendengarkan, kami diajak membuat Gebogan Bali ini. Ada
2 kelompok, yang pertama itu merupakan team penjahit daun sanur, dan team kedua
yang menyusun buah-buahan berjajar hinggap di batang pisang. Lagi-lagi kami
benar tak ingin melewatkan moment ini, kami akhirnya berfoto bersama kembali
dengan kak bagus dan gebogan yang tadi kami buat. Dan disinilah saya dan
teman-teman menangkap makna Perdamaian, disiplin, suka cita, kepedulian dan
kesabaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar